Kamis, 21 Januari 2010

ARTI LOGO SMP

SEJARAH LOGO
Tahun 1995 kepala SMP Negeri 2 Magetan mengalami pergantian, dari bapak Wiyono kepada bapak S.A Winarno, berharap memiliki lambang khusus sekolah. Kemudian muncul logo atau budge SMP Negeri 2 Magetan.
Atas dasar alas an kepala sekolah pada saat itu, terbentuklah logo yang memiliki cirri yang berbeda dengan sekolah lain, mudah dikenali, bias dengan mudah membedakan tingkatan kelas antara kelas tujuh, delapan dan sembilan, sederhana serat mencerminkan visi dan misi SMP Negeri 2 Magetan.

KETERANGAN
Dalam meningkatkan kualitas sekolah, maka SMP Negeri 2 Magetan, membentuk logo sekolah yang menjadi cirri khas SMP di Magetan. Untuk itulah terbentuklah logo sekolah yang yang memiliki makna sebagai berikut ;
Dalam logo terdapat lambang ;
a. Gunungan yang berfungsi ajian atau kekuatan yang dimiliki SMP Negeri 2 Magetan, dalam mengembangkan pendidikan, sekaligus merupakan lambang dari kualitas peserta didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan, yang memiliki prestasi dan out put yang unggul.
b. Obor atau Pena yang melambangkan alat penerangan, bahwa ilmu pengetahuan yang kita dapatkan di SMP Negeri 2 Magetan merupakan penerang bagi kehidupan saat ini maupun masa yang akan datang. Sedangkan pena merupakan gambaran obor yang memiliki kekuatan peserta didik dalam meraih cita-cita.
c. Buku berwarna putih merupakan gambaran jiwa peserta didik yang putih bersih dan suci, untuk diberi pendidikan ilmu pengetahuan sehingga akan memiliki jiwa dan moral yang baik dan berakal mulia, dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
d. Warna merah, kuning dan hijau. Dalam pewarnaan logo ini, memiliki kandungan makan sendiri-sendiri. Untuk warna merah mengandung arti keuletan kerja, kekuatan implosif atau spotan, dan memiliki keberanian untuk maju meraih cita-cita. Warna merah ini digunakan sebagai lambang di kelas tujuh. Untuk warna kuning mengandung arti keinginan, bijaksana, rasa ingin tahu, ambisi, kemauan ingin maju, dan memilik lambang berhati-hati atau persiapan untuk melanjutkan ke tahap berikutnya, yakni kelas sembilan. Sedangkan untuk warna hijau berarti ketetapan hati, tidak berbelok-belok, dan memiliki kesadaran pribadi ynag besar. Para peserta didik memiliki kesadaran lebih tekun dan giat belajar untuk menghadapi ujian nasional, dan melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.
e. SMP 2 MAGETAN, merupakan nama urutan sekolah menengah pertama yang ada di wilayah kota Magetan, dan pada tahun 1966 merupakan integrasi dari Sekolah Teknologi Negeri atau STN. Kemudian lahirlah SMP Negeri 2 Magetan, yang berlokasi di jalan Yos Sudarso no. 71 Magetan, beralamat Kelurahan Kepolorejo, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, sekaligus merupakan urutan sekolah menengah pertama setelah SMP Negeri 1 Magetan.

sejarah smp n 2 magetan

SELAYANG PANDANG SMP NEGERI 2 MAGETAN
Untuk memajukan dan meninkatkan kualitas sekolah, sekaligus mencetak peserta didik yang mampu bersaing dan berguna dalam pembangunan bangsa, SMP Negeri 2 Magetan memiliki visi dan misi, serta strategi dalam pembelajaran di sekolah.

VISI DAN MISI SMP NEGERI 2 MAGETAN

VISI ; UNGGUL DALAM PRESTASI DIJIWAI DENGAN ILMU PENGETAHUAN
TEKNOLOGI DAN IMAN KETAQWAAN TERHADAP TUHAN YANG
MAHA ESA

MISI ; MEWUJUDKAN PENDIDIKAN DENGAN LULUSAN YANG CERDAS,
TEAMPIL, BERIMAN, BERTAQWA, DAN MEMILIKI KEUNGGULAN
KOMPERATIF

Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, SMP Negeri 2 Magetan, memiliki motto dan prinsip dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan pendidikan terhadap peserta didik. Adapun motto tersebut ; PAKEM yang memiliki arti Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan.
Selanjutnya dalam kegiatan pembelajaran tiap hari, seluruh komponen sekolah baik guru dan karyawan serta peserta didik, menerapkan prinsip KAOS yakni Kerja keras, Agama, Olah raga, Seni. Sehingga dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah, semua komponen sekolah melaksanakan kerja keras dilandasi keimanan dan agama yang kuat, serta diseimbangkan dengan olah raga dan rasa seni budaya.

BERDIRINYA SMP NEGERI 2 MAGETAN

SMP Negeri 2 Magetan, yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso no 71 Magetan Kelurahan Kepolorejo, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, berdiri diatas tanah eigendom seluas 2,325 meterpersegi. Semula SMP Negeri 2 Magetan, pada tahun 1966 berdiri Sekolah Teknologi Nageri (STN) Magetan, memberikan lulusan mampu berjuang dalam dunia teknik.
Selanjutnya, seiring perkembangan jaman, lokasi STN yang saat itu dikenal dengan “gudang kapok” pada tahun 1982 berdirilah SMP Negeri 2 Magetan, yang merupakan intregasi dari STN tersebut dengan kali pertama dipimpin kepala sekolah bapak Tamiran. Pada saat itu juga, memiliki seorang guru pengajar berstatus tetap di SMP Negeri 2 Magetan, yakni Sumardi dari Desa Tambakrejo yang telah purna tugas, Sarnoe dari Desa Bandar yang sekarang dalam masa persiapan purna tugas, dan Bakti Rahayu Caturningtyas, SPd, yang hingga saat sekarang masih mengabdi.
Setara dengan perkembangannya, SMP Negeri 2 Magetan, kini telah berstatus sekolah calon standart nasional dengan nomor Nomor Statistik Sekolah (NSS) 2010 5100 1014 dan NPSN atau Nomor Pokok Sekolah Nasional 2050 9340. Sehingga SMP Negeri 2 Magetan, mampu bersaing dalam dunia pendidikan, dengan sekolah lain yang ada di kawasan Magetan.
Selain itu, pada awal berdirinya SMP Negeri 2 Magetan, hanya memiliki beberapa guru dan karyawan, kini telah memiliki sedikitnya 63 guru dan karyawan, berstatus PNS dan Guru Tidak Tetap yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan out put yang membanggakan kota Magetan.
Sementara itu, untuk memandegani sekolah, sejak berdiri hingga sekarang telah memiliki seorang leadership atau pemimpin sebanyak 10 kepala sekolah. Saat sekarang, sejak tahun 2009 dipandegani Drs H. Nur Salim. Meski begitu telah dipimpin oleh Tamiran, Dra. S. Herwati, Soenardi BA, S Setijo Wijono, Drs. SA Winarno, Koesmin, Soeparwati, Hj. Soepini SPd, Sukarno, SPd.
Alhamdulillah sejak berdirinya sekolah hingga sekarang, lulusan peserta didik yang dihasilkan dari STN yang berintegrasi ke SMP Negeri 2 Magetan, telah berhasil mengabdi pada nusa dan bangsa, dengna berbagai jenis pekerjaan, semisal ada yang telah menjabat jadi dokter, dosen, anggota Tentara Nasional Indonesia (AKABRI), anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri), bahkan ada yang menjadi guru, atau karyawan di intansi pemerintah kabupaten atau di dinas-dinas.